Awali Program Literasi Digital

Kominfo Bagikan Jurus Aman Bermedsos untuk Pelajar dan Santri

Webinar literasi digital Kominfo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB untuk komunitas pendidikan, di Kabupaten Dompu, Kamis (22/2). (Foto: Istimewa)
Webinar literasi digital Kominfo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB untuk komunitas pendidikan, di Kabupaten Dompu, Kamis (22/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka – Berinternet merupakan kegiatan yang dilakukan banyak orang hampir setiap hari, bahkan setiap saat. Yang harus diwaspadai, berkembangnya teknologi dalam dunia internet, ternyata berjalan seiring dengan munculnya beragam tindak kejahatan siber.

”Karena itu, pastikan Anda aman berinternet. Antara lain dengan menerapkan komunikasi digital secara baik, mencakup etika dan pemahaman tentang bagaimana berinteraksi secara online,” kata Direktur Utama PT Tumbuh Bersama Bangsa dan founder edufair.id AA Ngurah Bagus Aristayudha, dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk komunitas pendidikan, di Kabupaten Dompu, Kamis (22/2).

Webinar ini diikuti secara nobar oleh para siswa dan santri di sejumlah sekolah. Di antaranya SMAN 1 dan 2 Dompu, SMPN 4 Dompu, SMAN 1 dan 2 Woja, SMPN 1 dan 3 Woja, SMP-IT Imam Bukhori Dompu, serta MAN Dompu.

Mengusung tema ”Digital Safety 101: Dasar Keamanan Akun Media Sosial”, webinar ini merupakan kegiatan pertama yang digelar di NTB dalam bingkai kegiatan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2024.

Aristayudha tidak sendiri. Hadir pula secara online dua pembicara lain, yakni musisi Roland International Mia Marcellina dan Mom Influencer Ana Livian, serta Anissa Rilia yang bertindak selaku host.

Aristayudha menambahkan, pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahun. Peningkatan ini mesti dibarengi dengan menumbuhkan kesadaran menjaga keamanan perangkat dan akun media sosial oleh penggunanya.

”Salah satu kunci keamanan digital adalah bikin password yang kuat dan unik. Yang lagi tren misalnya, penggunaan password alay, multi icon, ada huruf besar dan kecil, juga penggunaan angka dan emoticon lucu,” tuturnya.

Password alay, lanjut Aristayudha, justru lebih jitu menjadi fitur keamanan akun pribadi dibandingkan memakai nama akhir pacar atau tanggal lahir.

”Tidak kalah penting, lakukan otentikasi dua faktor dan sering ubah password dalam waktu tertentu agar akun lebih aman dari serangan beragam kejahatan siber,” saran dosen Bisnis Digital Universitas Bali Internasional (UNBI) ini.

Mia Marcellina, yang menjadi pembicara kedua, menekankan semakin seriusnya ancaman penjahat siber yang harus ditangkal. Di antaranya penipuan, kejahatan, dan pencurian akun. Lalu, malware, phising, scam, password lemah, serta human error adalah hal-hal yang sebaiknya diketahui oleh pengguna digital untuk mencegah terjadinya risiko.

”Untuk menghindari berbagai potensi buruk itu, salah satunya jangan sembarang klik link. Klik hanya situs dengan tanda http yang ada ’s’-nya, karena ’s’ itu artinya secured. Bahayanya, mereka bisa mengakses dan menyedot saldo m-banking kita. Sudah banyak korban,” jelas Mia.

Zaman memang sudah jauh berubah. Etika dalam bermedia sosial pun mesti dijaga. ”Jejak digital sangat berbahaya kalau tidak dijaga. Dulu, berlaku mulutmu harimaumu, sekarang menjadi jarimu harimaumu. Jaga betul jarimu saat bergaul di ruang digital, think before text,” pungkas Ana Livian.

Untuk diketahui, kegiatan #literasidigitalkominfo yang digelar sejak 2017, merupakan program nasional untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024. Program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD) ini membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Program literasi digital dipandang penting, utamanya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Kecakapan digital menjadi kian urgen, karena–menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)–pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.https://madusekali.com/wp-admin/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*