Awal Tahun Malah Lesu, Surat Utang RI Kurang Laku

Jakarta, CNBC Indonesia – Penawaran asing yang masuk pada Surat Lelang Negara (SUN) per 3 Januari 2024 tercatat Rp7,36 triliun. Penawaran tersebut jauh lebih rendah dibandingkan historisnya tetapi masih lebih baik dibandingkan awal 2023 yang tercatat sebesar Rp4,31 triliun.

Walau melonjak, nampaknya pemerintah masih cukup konservatif dalam menyerap dana asing karena yang terserap hanya Rp3,81 triliun, nilai tersebut masih belum setinggi hasil serapan pada lelang SUN 4 Januari 2023 sebesar Rp3,88 triliun.

Secara keseluruhan, baik dari investor asing dan lokal nilai serapan dari lelang kali ini mencapai Rp21,75 triliun. Dari capaian tersebut nilainya masih lebih rendah dibandingkan target indikatif rencana sebelumnya sebesar Rp25 triliun, padahal dari penawaran yang masuk lebih banyak sebesar Rp39,8 triliun.

Jumlah penawaran yang masuk pada lelang perdana tahun ini terbilang rendah dibandingkan data historisnya.  Merujuk data Kementerian Keuangan, rata-rata total penawaran yang masuk pada lelang perdana Surat Utang Negara (SUN) periode 2016-2023 mencapai Rp 61,15 triliun sementara dari investor asing menembus Rp 10,38 triliun.

Penawaran akan tinggi karena banyak investor yang menyimpan dana besar di awal tahun sementara belum banyak instrumen yang terbit di awal tahun.

Beralih kembali ke lelang SUN pada awal tahun ini, secara lebih rinci melansir data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah melaksanakan lelang untuk tujuh seri yakni SPN03240404 (new issuance), SPN12250103 (new issuance), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0102 (new issuance) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Dari ke-tujuh seri yang ditawarkan yang paling dilirik asing adalah seri FR100 atau obligasi benchmark Indonesia dengan tenor 10 tahun sebanyak Rp2,5 triliun, sementara yang terserap sebanyak Rp1,88 triliun. Kemudian, disusul seri FR101 yang bertenor lima tahun dengan penawaran yang masuk sebanyak Rp2,13 triliun dan yang terserap sebanyak Rp1,047 triliun.

Di sisi lain, untuk surat utang tenor jangka pendek masih terpantau sepi peminat, bahkan untuk seri SPN03240404, surat utang dengan bertenor tiga bulan tidak ada tawaran dari asing.

Secara keseluruhan, menilai dari nilai serapan SUN secara total yang masih di bawah target indikatif serta serapan asing lebih sedikit, walaupun nilai penawaran yang masuk lebih banyak. Ini menunjukkan pemerintah masih cukup hati-hati dalam menyerap penawaran yang masuk pada lelang kali ini. 

Relatif sedikitnya investor yang masuk juga mengindikasikan kehati-hatian mereka terhadap ekonomi global dan Indonesia.

Pasalnya, kuartal pertama tahun ini masih dibayangi politik yang semakin memanas akibat pemilu serentak sudah tinggal sebentar lagi di Tanah Air. Dari global juga masih ada ketidakpastian geo-politik di Timur Tengah, serta masih lesunya ekonomi Tiongkok.

Kendati demikian, nampaknya tekanan dari tren suku bunga tinggi sudah kian mereda, terutama dari Amerika Serikat (AS). Hal ini dikarenakan, prospek terjadinya pivot suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sudah kian meningkat.

Menurut hasil risalah FOMC minutes terbaru, mayoritas pejabat the Fed mempertimbangkan apakah kebijakan “kemungkinan besar saat ini berada pada atau mendekati puncaknya” seiring dengan melambatnya inflasi dan dampak kenaikan suku bunga tampaknya berjalan sesuai rencana.

Seperti diketahui, The Fed menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,5% pada pertemuan Desember 2023. Pejabat The Fed menilai sudah ada kemajuan dalam upaya mereka menekan inflasi. Faktor gangguan pasokan yang selama ini membuat inflasi melonjak sudah mulai memudar.

Dokumen “dot plot” menunjukkan partisipan memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga dalam tiga tahun ke depan untuk membawa inflasi ke target sasaran 2%.

“Dalam proyeksinya, semua partisipan mengindikasikan adanya perbaikan dalam outlook inflasi. Baseline proyeksi mengindikasikan jika suku bunga yang lebih rendah akan tepat pada akhir 2024,” tulis FOMC.

Melengkapi tekanan yang kian mereda dari prospek suku bunga AS, berdasarkan perhitungan CME FedWatch Tool per 4 Januari 2023, proyeksi the Fed pada pertemuan bulan ini akan menahan kembali suku bunga, peluangnya sudah dominan mencapai 90,75%. Kemudian, proyeksi pada pertemuan bulan Maret the Fed diperkirakan bisa memangkas suku bunga sekitar 25 basis poin (bps) dengan peluang sebesar 64,7%. https://knalpotbelah.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*